Dasar — Dasar memahami Teori Warna
Seberapa sering anda melihat warna ? tahu bagaimana warna tersebut terjadi ? dan apa sih teori warna ? seberapa penting mengetahui toeri warna. Tanpa di sadari teori warna itu merupakan suatu pengetahuan umum yang sangat bermanfaat jika dipahami lebih mendalam di bidang apapun Karena warna adalah salah satu unsur benda yang sangat diapresiasi dengan baik oleh publik. Salah satu emphasis dan point of interest alami dari semua elemen benda yang akan langsung dirasakan keberadaannya. Dengan begitu manfaat dan fungsi dari mempelajarinya sendiri sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
Begitu kuatnya unsur warna sehingga dalam bidang studi seni dan desain warna dianggap distraktif. sehingga teori warna biasnya diperkenalkan belakangan. dalam Program studi seni lukis biasanya akan memperkenalkan warna setelah pelajar mempelajari berbagai unsur lain, utamanya unsur gelap-terang/value. Karena mempelajari warna terlebih dahulu biasanya akan mengurangi pemahan pelajar terhadap unsur gelap-terang.
Dengan toeri warna maka proses terjadinya warna akan di ungkap disini sehingga dapat membuat perspektif baru bagi kita dalam mengapresiasi warna. Teori warna yang biasa digunakan pada studi desain dan seni rupa (color harmony, dimensi warna, dll)
Pengertian Warna
Warna merupakan spektrum spesifik yang terkandung dalam cahaya sempurna (putih). Identitas warna ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Misalnya, warna biru mempunyai panjang gelombang 460 nanometer.
Panjang gelombang warna yang masih bisa dideteksi oleh mata manusia adalah antara 780 dan 380 nanometer.
Dalam perangkat optik, warna dapat berarti sebagai penafsiran campuran tiga dasar cahaya melalui biru, merah dan hijau dikombinasikan pada komposisi terserbut. Contohnya jika Anda mencampur 0% hijau, 100% merah dan 100% biru, warna magenta diinterpresentasikan.
Berdasarkan teori newton dalam bukunya “Optics”(1704) warna adalah unsur cahaya yang dipantulkan oleh sebuah benda. Kemudian diintrepetasikan oleh mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda tersebut, benda tersebut juga mempengaruhi warna yang dihasilkan melalui pigmennya.
Selain itu warna juga adalah pengalaman psikologis manusia. Indera manusia mampu meresepsi warna yang terdapat pada cahaya tersebut. Sadjiman Ebdi Sanyoto (2005: 9) mendefinisikan warna secara fisik dan psikologis. Warna secara fisik adalah sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan.
Sudut Pandang Warna
Menurut Sanyoto “Warna dibagi menjadi dua menurut asal kejadian warna, yaitu warna additive dan subtractive” (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2005: 17–19). Warna additive adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spektrum. Sedangkan warna subtractive adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen. Kejadian warna ini diperkuat dengan hasil temuan Newton (Sulasmi Darma Prawira, 1989: 26) yang mengungkapkan bahwa warna adalah fenomena alam berupa cahaya yang mengandung warna spektrum atau pelangi dan pigmen. Menurut Prawira (1989: 31), pigmen adalah pewarna yang larut dalam cairan pelarut.
RGB : Model pencampuran warna aditif
Pada dasarnya manusia melihat warna dalam gelombang cahaya. pencampuran warna cahaya atau model pencampuran warna aditif. dapat terjadi dengan mencampurkan warna merah, hijau dan biru dari berbagai intensitas, semakin banyak cahaya yang di tambahkan maka akan semakin cerah warnanya. namun apabila anda mencampurkan dari ketiga warna cahaya anda akan mendapatkan warna putih bersih.
Warna cahaya ditampilkan di layar TV, Proyektor, PC, Handphone, Smartphone dan lain sebagainya.
Dalam aktifitas membuat sebuah desain pada perangkat Dekstop Publishing anda harus benar — benar cek pengaturan warna yang digunakan seperti jika anda membuat desain untuk di uploud di media sosial maka anda gunakan warna RGB pada settingan warna.
CMYK: Model pencampuran warna subtraktif
Dalam model pencampuran ini anda biasa melihatnya di majalah, koran, papan nama, kemasan dan lain sebagainya.
Model pencampuran ini lebih familiar di banding dengan model lain karena kita sudah mempelajari pencampuran warna semasa Paud (Pendidikan anak usia dini). teori warna subtraktif dalam prosesnya warna primer yang digunakan adalah warna merah, biru dan kuning warna yang biasa di gunakan oleh para seniman untuk memperolah warna — warna yang di inginkan. dan dalam dunia percetakan warna ini muncul yang warna tersebut digantikan menjadi warna Cyan, Magenta, Yellow dan Black (CMYK). dari perpaduan warna tersebut dapat menghasilkan warna yang lebih variatif ketika digunakan diatas kertas.
Seberapa penting warna ini digunakan ?, pernahkan anda mencetak sebuah brosur, lalu bagaimana jika warna yang anda inginkan tidak sesuai atau bahkan anda terlanjur mencetak dalam jumlah besar. maka disitu anda akan rugi besar untuk itu pengaturan yang digunakan haruslah sesuai agar apa yang anda inginkan dan tuangkan dalam brosur sesuai dengan apa yang anda buat.
Color Wheel/Roda Warna
Teringat ketika masa paud (Pendidikan anak usia dini) saya sedang berlibur ketika itu sedang asik menggambar dengan pensil lalu ayah memberikan ku satu kotak krayon warna saya senang sekali mendapatkan hadiah tersebut dan saya langsung mewarnai gambar yang sudah saya buat.
Pada dasarnya Roda warna adalah sebuah krayon yang memiliki warna dengan susunan yang sangat rapih, dalam memahami roda warna atau warna harmoni. bicara kotak pensil itu hanya sebuah cerita saja ya.
Dengan roda warna anda dapat lebih mudah memahami dan warna yang disampaikan di dalam sebuah desain tersalurkan sesuai dengan visi dan di implementasikan oleh desainer dalam sebuah media tertentu. Dasar-dasar roda warna pertama dirancang oleh Sir Isaac Newton pada tahun 1666. Artists dan designers tetap menggunakan color wheel dan mengembangkan color harmony.
Warna Hangat dan Warna Sejuk
Dalam warna terbagi menjadi dua sifat warna. pertama warna hangat, kedua warna sejuk dalam pembagiannya warna hangat (merah, oranye, kuning) dari warna sejuk (biru, hijau, ungu). warna hangat umumnya dikaitkan dengan energi, kecerahan, dan tindakan, sedangkan warna sejuk sering diidentikkan dengan ketenangan, kedamaian, dan ketenangan.
Terminologi Warna
Sebelum kita berlanjut ke bagaimana cara menggunakan roda warna untuk menciptakan palet warna untuk desain Anda, mari kita pelajari dulu beberapa terminologi berkaitan dengan warna yang akan membantu Anda memahami tipe warna berbeda yang mungkin Anda gunakan sebagai proyek desain Anda :
Hue (pure color)
Sinonim kata dari “warna” atau nama dari sebuah warna spesifik; secara tradisional digunakan untuk mengacu kepada 12 warna dasar pada roda warna
Shade (add Black)
Warna yang digelapkan dengan warna hitam
Tint (add White)
Warna yang diterangkan dengan warna putih
Tone (add Grey)
Warna yang diredupkan dengan warna abu-abu
Saturation (intensitas warna)
Mengacu pada intensitas atau kemurnian warna (semakin dekat warna akan mendekati abu-abu, maka semakin terdesaturasi warnanya)
Value (tingkat terang/gelap)
Mengacu kepada keterangan atau kegelapan dari sebuah warna
Harmoni Warna
Banyak hal yang di gunakan untuk memilih warna dalam membuat desain grafis namun anda tidak susah — susah dalam memilih warna karena sudah sejak dulu para seniman menggunakan roda warna untuk membuat lukisan yang di buatnya sehingga menciptakan warna — warna yang harmonis. Sehingga para desainer lebih mudah mengaplikasikan warna yang harmonis untuk sebuah desain. ada beberapa skema atau perpaduan warna yang digunakan dalam membuat desain dalam roda warna diantaranya :
Skema Monokromatik
Berbagai shade, tone, atau tint dari satu warna; contohnya berbagai jenis warna biru dari yang terang sampai gelap; tipe skema seperti ini biasanya lebih halus dan konservatif
Skema Analogus
Hue yang berdampingan satu sama lain pada roda warna; tipe skema seperti ini sangat serba guna dan dapat dengan mudah diaplikasikan pada proyek desain
Skema Komplementer
Berlawanan pada roda warna, seperti merah/hijau atau biru/oranye; warna komplementer memiliki kontras dan intensitas tinggi, namun juga cukup susah untuk diaplikasikan secara seimbang, dan harmoni (terutama pada bentuk murni warna tersebut, dapat dengan mudah bentrok pada sebuah desain)
Skema Split Komplementer
Setiap warna pada roda warna ditambahkan dua yang mengapit pelengkapnya; skema ini memiliki kontras visual yang kuat, namun juga tidak terlalu menonjol dari sebuah kombinasi warna komplementer
Skema Triadic
Pasangan dua warna komplementer; skema ini menarik perhatian, tapi mungkin akan sulit diaplikasikan lebih dari satu pasang warna komplementer, karena terlalu banyak warna sulit diseimbangkan. Jika Anda menggunakan tipe skema ini, Anda mungkin akan memilih satu dari empat warna untuk menjadi dominan dan mengatur saturasi/value/lain-lain dari beberapa atau semua warna sehingga semua warnanya bekerja dengan baik pada bagian-bagian desain Anda, seperti teks dan latar belakang.
Skema Tetradic
Tetradic adalah empat warna yang bersebrangan dan membentuk sudut 90 derajat dalam lingkaran warna/color wheel. Tetra komplementer juga sering disebut double komplementer.
Referensi :
- Hendratman, Hendi. (2008). Tips & Trik Graphic Desain. Bandung: Informatika.
- Holtzschue, Linda. (2011). Understanding Color An Introduction For Designer, New Jersey; John Wiley & Sons,Inc.
- Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Dasar-dasar Tata Rupa & Desain. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.
- Prawira, Sulasmi Darma. 1989. Warna sebagai salah satu unsur seni & desain. Jakarta: P2LPTK.
- Kuno, Naomi. (2012). Tasteful Color Combinations. China: Pageone
- https://99designs.com/blog/tips/the-7-step-guide-to-understanding-color-theory/
- https://www.canva.com/id_id/belajar/teori-warna/
- https://serupa.id/perpaduan-warna/
- https://marwansetiawan.medium.com/teori-warna-menurut-para-ahli-2d6c8fac7e36